Erick Thohir saat perayaan waisak di kawasan Taman Wisata Candi Borobudur. Foto dok. InJourney Menteri BUMN, Erick Thohir memastikan Candi Borobudur akan terus terjaga dari aspek wisata maupun nilai spiritualnya. Melalui PT Aviasi Pariwisata Persero atau InJourney, Borobudur akan menjadi destinasi pariwisata spiritual kelas menghadiri pelepasan lampion pada Festival Purnama di rangkaian perayaan Hari Raya Tri Suci Waisak 2567 BE/2023 di Candi Borobudur, Menteri BUMN itu bilang bahwa pihaknya terus memastikan aset-aset yang dikelola BUMN, termasuk Candi Borobudur, tetap bermanfaat.“Kita ingin menjaga keseimbangan sebagai wisata, tapi yang paling penting adalah spiritualnya,” Thohir pun menyebutkan agar ekosistem dapat dikelola dengan baik, salah satunya melalui BUMN holding pariwisata dan pendukungnya, InJourney.“Saya benar-benar ingin memastikan aset-aset BUMN punya value yang baik. Bagaimana waktu itu kita bentuk InJourney untuk memastikan ini menjadi ekosistem pariwisata yang baik,” tambah sisi lain, InJourney secara konsisten melakukan penataan ulang Candi Borobudur dengan melakukan berbagai terobosan menyiapkan Borobudur sebagai destinasi wisata masterplan yang menyeluruh juga tengah dilakukan oleh InJourney dengan 4 prioritas yaitu menjadikan Candi Borobudur sebagai kawasan konservasi. Kedua, mengembalikan fungsi Candi Borobudur sebagai salah satu pusat tujuan wisata spiritual. Ketiga, menjadikan Candi Borobudur sebagai sarana edukasi warisan budaya. Dan terakhir adalah menjadi penggerak kegiatan ekonomi bagi masyarakat di kawasan sekitar Candi hasil upaya InJourney tersebut di antaranya terbukti dengan lancar dan khusuknya prosesi perayaan Waisak yang dipusatkan di kawasan Taman Wisata Candi Borobudur, Magelang Jawa Sama antara BUMN dan Stakeholders untuk BorobudurDirektur Utama InJourney, Dony Oskaria, mengatakan perayaan tahun ini menjadi momentum menyatukan semangat kolaborasi seluruh stakeholder dan elemen masyarakat dalam mendorong Candi Borobudur menjadi destinasi spiritual umat Buddha seluruh memaparkan perayaan ini terselenggara berkat kerja sama dan dukungan berbagai pihak. Mereka adalah Kementerian BUMN, anak usaha InJourney, PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko TWC, Kementerian Agama, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Perwakilan Umat Buddha Indonesia, Majelis Agama Buddha Mahanikaya Indonesia, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Daerah Kabupaten Magelang, serta stakeholder terkait lainnya."Ini merupakan pertama kali kolaborasi yang sangat signifikan. Kita harapkan ke depannya kerja sama antara kami dengan saudara-saudara umat Buddha semakin erat, dan kita harapkan di tahun-tahun mendatang lebih maksimal lagi," ungkap bersama anak usahanya TWC membantu seluruh kebutuhan yang diperlukan untuk membantu kelancaran dan keberhasilan perayaan puncak Waisak tahun ini. Salah satunya dengan diberlakukan sistem zonasi atau pemetaan kawasan bagi ini melingkupi kepentingan konservasi, spiritual, edukasi dan komersial. Dengan pembagian zona tersebut, umat Buddha yang beribadah bisa khusyuk dan masyarakat bisa menikmati wisata di Candi Borobudur tanpa mengganggu yang beribadah. Sehingga, semua aktivitas di dalam kawasan Candi Borobudur dapat berlangsung dengan seimbang."Kami banyak sekali melakukan pertemuan dengan saudara-saudara umat Buddha, bagaimana kita menjadikan Borobudur tidak hanya sebagai satu warisan budaya tentunya, tapi kami juga menginginkan ada soul di dalam Candi Borobudur," itu, InJourney dengan dukungan Kementerian BUMN serta stakeholders turut mendukung terwujudnya implementasi sistem Single Authority Management. Hal tersebut sesuai dengan arahan presiden dalam rapat terbatas tentang pariwisata Borobudur pada 14 Juni 2022 lalu untuk mewujudkan pengelolaan yang terintegrasi di kawasan Cagar Budaya.“Ke depan, kami akan mengimplementasikan Single Authority Management agar kedepannya dapat mewujudkan Kawasan Cagar Budaya Candi Borobudur dan Kawasan Cagar Budaya Candi Prambanan dengan mengembangkan unsur-unsur konservasi, spiritual, edukasi dan ekonomi pariwisata di Indonesia.” pungkas ini dibuat oleh kumparan Studio
Dalamkonteks pemahaman tersebut, kegiatan pokok yang perlu ditempuh antara lain adalah upaya pencitraan budaya melalui strategi perencanaan dan pengelolaan yang sistematik, pengemasan produk-produk kebudayaan yang menarik dan tepat sasaran, guna disebarluaskan kepada seluruh lapisan masyarakat baik nasional maupun internasional dalam upayaGIANYAR- Bali memiliki peranan penting dalam pelestarian warisan budaya dan pusaka leluhur di Tanah Air karena masyarakatnya sejak lama terkenal dengan adat budaya, lingkungan dan sejarah. Ketua BPPI Badan Pelestarian Pusaka Indonesia Hashim Djojohadikusumo menyatakan hal itu usai pembukaan International Conference of National Trusts ICNT ke-17 di Museum Subak, Pantai Masceti Gianyar, Senin 11/9/2017. Hashim mengungkapkan, masalah warisan pusaka yang juga menjadi perhatian dunia selain pelestarian warisan budaya, mencakup hal-hal yang luas seperti landskap, tanah, udara, laut, sungai atau pun dampak negatif dari perubahan iklim yang terjadi saat ini. Hal itu juga sejalan dengan tema yang diangkat dalam konferensi dihadiri “Menjaga budaya dan kelestarian lingkungan hidup”. "Saya kira Bali memiliki peran khusus dalam hal pelestarian warisan budaya dan pusaka nenek moyang karena masyarakatnya terkenal dengan budaya, lingkungan dan sejarah," tegasnya lagi. Menurutnya, tantangan besar ke depan yakni bagaimana seluruh kabupaten/kota di Indonesia dapat menjaga warisan pusaka. Pasalnya, sampai saat ini dari 514 kabupaten/kota baru tiga yang masuk dalam warisan pusaka dunia. Diharapakan, Gianyar bisa menjadi contoh Kota Pusaka di Indonesia lantaran dinilai berhasil dalam menjaga, merawat warisan budaya dan pusaka nenek moyang. “Kita berharap Gianyar bisa menjadi contoh dan teladan bagi 500 Walikota/Bupati dan Gubernur di seluruh Indonesia dalam hal pelestarian warisan nenek moyang,” sambung Hashim. Saat ini baru tiga kota/kabupaten di Indonesia yang tercatat sebagai kota pusaka dunia dari 298 kota di berbagai belahan dunia. Tiga kota/kabupaten yang diakui sebagai kota pusaka yakni Surakarta, Denpasar dan Gianyar. Gianyar sendiri boleh dikatakan menjadi satu-satunya kabupaten yang meraih penghargaan kota pusaka dunia. Sebab pengakuan itu sesungguhnya untuk sebuah kota. Hashim menambahkan Gianyar dipilih menjadi tuan rumah ICNT yang diikuti 300 peserta dari 30 negara itu, karena dinilai mampu menjaga kearifan lokal seperti subak, tarian Bali dan budaya lainnya yang merupakan warisan nenek moyang. Di pihak lain, kepentingan Indonesia dalam ajang ICNT karena dengan penunjukkan Gianyar sebagai penyelenggara konferensi internasional ke-17 ini, bisa belajar dari para tokoh-tokoh internasional yang hadir. "Kita bisa belajar bagaimana cara merawat, menjaga dan melestarikan warisan budaya yang dimiliki daerah lain di dunia,” ujarnya. Dalam kesempatan sama Ketua Panitia Catrini Pratihari Kubontubuh mengatakan persoalan ke depan bukan sebatas kepercayaan sebagai kota pusaka itu melainkan bagaimana bisa menjaga, merawat dan mengimplementasikannya. "Kita berharap Bali khususnya Gianyar bisa terus menjaga budaya dan pusaka untuk menjadi bagian dari solusi dunia dalam melestarikan lingkungan yang berkelanjutan," katanya menegaskan. Ia menambahkan dalam berbagai pertemuan ada usulan agar Bali bisa menjadi World Heritage Island. Hal sama disampaikam Bupati Gianyar AAG Beratha juga berharap ke depan bukan hanya Gianyar tapi seluruh kabupaten di Bali jadi kota pusaka. ICNT ke-17 berlangsung selama lima hari mulai Senin 11/9 hingga 15 September mendatang. Usai pembukaan seluruh delegasi disuguhkan dengan kegiatan budaya adu ayam, permainan layang-layang serta pelepasan tukik di pantai Masceti.rhm Prosesterbentuknya suatu kebudayaan dipengaruhi oleh banyak faktor, baik itu faktor pendorong maupun faktor penghambat. Sesuai dengan pengertian budaya, berikut ini adalah beberapa faktor tersebut: 1. Faktor Pendorong Terjadinya Budaya. Niat masyarakat untuk melestarikan budayanya. Adanya gererasi penerus yang mau meneruskan suatu budaya.
› Warisan budaya tak benda dinilai sebagai jaminan terwujudnya pembangunan berkelanjutan. Ini diakui dalam Konvensi untuk Perlindungan Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO. Kompas/Bahana Patria Gupta Wisatawan memilih noken di sentra penjualan noken di Jalan Yos Sudarso, Kabupaten Nabire, Papua, Rabu 28/4/2021. Noken yang merupakan tas khas Papua dan telah diakui sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO itu dijual dari harga Rp hingga jutaan rupiah, tergantung ukuran serta bahan material yang KOMPAS — Warisan budaya tak benda berkaitan erat dengan pembangunan berkelanjutan. Kearifan lokal yang terkandung dalam warisan budaya mengajarkan masyarakat untuk mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan dan mendorong kohesi tersebut mengemuka pada diskusi daring ”Intangible Cultural Heritage ICH dan Pembangunan Berkelanjutan” oleh Center for Heritage Conservation CHC, Departemen Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Jumat 21/5/2021. Diskusi ini merupakan bagian dari rangkaian kuliah daring musim panas yang mereka adakan tahun ini. Antropolog dari Belanda Sandra Niessen mengatakan, wastra yang dibuat dengan cara tradisional merupakan cermin praktik produksi berkelanjutan, seperti ulos, wastra khas Sumatera Utara. Pemerintah Sumut pun mengusulkan ulos sebagai warisan budaya tak benda yang diakui UNESCO pada kita bersama menjaga keunikan itu budaya sehingga bermanfaat bagi pembangunan negara.”Ulos ibarat madu, sementara penenunnya adalah lebah. Mereka mengumpulkan material ulos dari lingkungan terdekat, misalnya kayu pohon untuk membuat alat tenun, lalu tanaman lokal untuk mewarnai dan memintal benang. Wastra dibuat sesuai daya dukung lingkungan,” ucap Niessen yang mempelajari tradisi tenun khas Batak selama lebih dari 40 WISMI WARASTRI Nuriyana br Tobing kiri dan Peligia br Manurung kanan menyelesaikan pekerjaan menenunnya di Galeri Ulos Sianipar di Medan, Jumat, 26/2/2021. Setelah sempat tidah bekerja, para penenun kini kembali samping itu, ulos diproduksi dengan pengetahuan yang diperoleh secara turun-temurun. Warga umumnya membuat ulos dengan melibatkan anak cucu. Menurut Sandra, di situ ada proses transfer warisan budaya, peningkatan keterampilan, dan edukasi untuk menghormati orang yang lebih juga Pembangunan Perlu Disesuaikan dengan Kebudayaan MasyarakatUlos juga mencerminkan produk berbasis komunitas. Menurut dia, variasi desain ulos ditemukan secara organik oleh warga lokal, kemudian disetujui bersama. Aturan memakai ulos juga ditentukan menurut kesepakatan masyarakat.”Penenun tradisional itu menenun lingkungan, pengetahuan, komunitas, dan sejarah. Ada banyak lapisan identitas pada ulos. Itu sebabnya kemungkinan ulos dibuang sangat kecil, tidak seperti komoditas industri lain,” kata WISMI WARASTRI Suasana Galeri Ulos Sianipar di Medan, Jumat, 27/2/2021. Setelah sempat tutup akibat pandemi, galeri kembali buka dan mulai merambah penjualan melalui toko YouGov pada 2017 memperlihatkan 29 persen dari responden di Indonesia membuang sepotong pakaian yang hanya digunakan sekali. Sebanyak 15 persen responden membuang setidaknya tiga pakaian yang dikenakan juga Pandemi Sadarkan bahwa Kebudayaan Bisa Topang Pangan dan KesehatanPeran komunitasMenurut Profesor Bakti Setiawan dari Departemen Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik UGM, pelestarian warisan budaya tak benda memerlukan peran masyarakat. Warga lokal perlu diberdayakan dengan pemberian otonomi untuk mengelola sumber daya alam di lingkungan tersebut bisa mencegah eksploitasi sumber daya alam berlebihan karena masyarakat umumnya memiliki kearifan lokal untuk mengelola alam secara ialah sasi di timur Indonesia yang mengatur pengelolaan wilayah perairan. Masyarakat harus mematuhi aturan tersebut. Pelanggar akan diberi sanksi, baik fisik maupun nonfisik. Sasi telah terdaftar sebagai warisan budaya tak benda yang dikelola Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan perempuan dengan gedogan alat tenun tradisional merampungkan pembuatan tenun ikat khas Baduy di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten, Rabu 27/1/2021. ”Otonomi perlu diberikan agar mereka bisa mengatur sumber daya alamnya sendiri. Ini penting untuk menjaga biodiversitas alam. Hal ini juga memberi peluang menyejahterakan warga lokal,” kata dan sejarawan seni dari Taipei National University of Arts, Taiwan, Kay Chiang, mengatakan, batik merupakan contoh warisan budaya tak benda yang lestari karena partisipasi masyarakat. Batik tidak hanya dilestarikan oleh perajin, tetapi juga institusi pendidikan, pemerintah, dan masyarakat umum dengan mengenakannya menambahkan, batik kini tidak hanya punya fungsi sosial dan budaya. Batik berkembang menjadi kegiatan ekonomi yang memberdayakan masyarakat.”Batik berpotensi besar sebagai pendekatan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Inti dari pembangunan berkelanjutan adalah mempertahankan, bahkan memperluas partisipasi masyarakat dalam interpretasi budaya,” kata CITRA ANUGRAHANTO Dua pekerja dari Batik Sidomukti 0,0 KM Giriloyo sedang mewarnai batik bermotif budaya Papua, di Desa Wukirsari, Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu 2/10/2019.Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, sebagai negara dengan lebih dari pulau, Indonesia punya warisan budaya yang kaya. Ini bisa dimanfaatkan untuk pertumbuhan ekonomi kreatif nasional. ”Tugas kita bersama untuk menjaga keunikan itu budaya sehingga bermanfaat bagi pembangunan negara,” juga Pelestarian Batik Tidak Boleh PutusViewUsaha Melestarikan Warisan Seni BAHASA KEB MPW-1013 at Insaniah University College, Kuala Ketil. Usaha Melestarikan Warisan Seni Budaya Kebudayaan warisan bangsa boleh - Peninggalan bersejarah ada banyak jenisnya dan manfaatnya. Maka generasi penerus harus menghargai dan melestarikan peninggalan bersejarah. Bagaimana sikapmu untuk menghargai dan melestarikan peninggalan bersejarah?Upaya pelestarian peninggalan bersejarah Mengutip Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, cara untuk menghargai peninggalan bersejarah agar tetap lestari adalah Memelihara peninggalan bersejarah sebaik-baiknya Melestarikan benda bersejarah agar tidak rusak, baik oleh faktor alam atau buatan Tidak mencoret-coret benda peninggalan bersejarah Turut menjaga kebersihan dan keutuhan Wajib menaati tata tertib yang ada di setiap tempat peninggalan bersejarah Wajib menaati peraturan pemerintah dan tata tertib yang berlaku Menjaga kebersihan dan keindahan Perlindungan terhadap peninggalan bersejarah seperti situs-situs atau benda-benda sejarah perlu dilakukan. Pemerintah telah melakukan perawatan dan pemugaran terhadap peninggalan bersejarah. Selain pemerintah, pihak swasta juga turut membantu pelestarian. Apabila ada yang melakukan pelanggaran yang merugikan upaya pelestarian peninggalan bersejarah, harus dijatuhi sanksi. Baca juga Manfaat Peninggalan Bersejarah Contoh upaya pelestarian peninggalan bersejarah Upaya pelestarian peninggalan bersejarah dapat dilakukan sesuai dengan bentuk dan jenis peninggalan bersejarah. Contoh cara melestarikan bentuk peninggalan bangunan adalah Menjaga kebersihan di dalam dan di luar bangunan Menjaga dan merawat peninggalan berupa peralatan dan perlengkapan Mencegah dari kerusakan-kerusakan karena alam atau tangan manusia Contoh cara melestarikan bentuk peninggalan kesenian adalah Mengadakan acara secara rutin oleh pemerintah setempat Menjadikan acara kebanggaan masyarakat setempat Menjadikan ikon wisata untuk menarik wisatawan Mempromosikan kesenian Memasukkan ke dalam mata pelajaran kesenian di sekolah setempat Mengadakan festival atau lomba Membina kelompok kesenian Mengabadikan kesenian dalam bentuk buku atau rekaman Baca juga Sumber Sejarah Primer dan Sekunder Cagar budaya Pemerintah Indonesia melakukan salah satu upaya perlindungan terhadap peninggalan bersejarah melalui Undang-undang RI Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Perlindungan itu dilakukan karena cagar budaya merupakan kekayaan budaya bangsa, sebagai wujud pemikiran dan perilaku kehidupan manusia. Pelestarian dilakukan karena keberadaannya penting bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sehingga perlu dilestarikan dan dikelola secara tepat melalui upaya perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan dalam rangka memajukan kebudayaan nasional. Baca juga Pentingnya Belajar Sejarah Cagar budaya adalah warisan budaya bersifat benda, bangunan, struktur, situs dan kawasan yang dikelola pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pelestarian cagar budaya bertujuan untuk Melestarikan warisan budaya bangsa dan warisan umat manusia Meningkatkan harkat dan martabat bangsa Memperkuat kepribadian bangsa Meningkatkan kesejahteraan rakyat Mempromosikan warisan budaya bangsa kepada masyarakat internasional Upaya pelestarian meliputi pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan cagar budaya di darat dan di air. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Walikotamengatakan, program pemulihan ekonomi nasional memiliki target untuk mencetak seribu pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), serta memanfaatkan digitalisasi e-commerce dengan memberikan pelatihan kepada seribu pelaku UMKM di Kota Tasikmalaya. "Diketahui, bahwa hari ini para UMKM kita masih mempunyai kelemahan di bidang pemasaran. DPK Kaltim Gelar Temu Pelestarian Naskah Kuno Dinas Perpustakaan dan Kearsipan DPK Kaltim bekerja sama dengan berbagai organisasi lainnya, baru-baru ini menggelar Temu Pelestarian Naskah Kuno di Samarinda. Tujuan utama dari pertemuan tersebut adalah untuk membahas tantangan, isu, dan strategi terkait konservasi dan koleksi naskah kuno di Kalimantan Timur. Rapat dilaksanakan pada tanggal 7 Juni 2023, di Ruang Rapat Tepian 2, Lantai 2, Kantor Gubernur Kaltim di Jalan Gajah Mada. Dimeriahkan dengan kehadiran sejumlah pejabat, antara lain Ketua DPK Kaltim Muhammad Syafranuddin, Balai Pelestarian Budaya Daerah XIII Kaltim, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kaltim, serta DPK berbagai kabupaten dan kota di Kalimantan Timur. Rapat dibuka dengan sambutan oleh Staf Ahli Bidang Reformasi, Birokrasi, dan Keuangan Provinsi Kaltim, Didi Rusdiansyah yang mewakili Sekretaris Daerah Pemprov Kaltim. Dalam sambutannya, Bapak Rusdiansyah menekankan pentingnya naskah kuno sebagai kekayaan nasional yang semakin berkurang karena berbagai faktor. Namun, beliau juga menekankan bahwa melestarikan manuskrip berharga ini sangat penting untuk menjaga warisan budaya dan sejarah kita. baca juga Program prioritas dari pengelolaan Arsip Pemerintah akan menjadi usulan utama. Ikuti, Kontes Foto Instagram Bertema Solusi untuk Sampah Plastik Dua Jenazah Terlantar dikebumikan oleh IPSM dibantu Relawan Sementara itu, Ketua DPK Kaltim, Muhammad Syafranuddin mengatakan keberadaan naskah kuno tidak boleh diabaikan. Ia menyampaikan komitmen DPK Kaltim untuk melestarikan dan menggali keberadaan naskah kuno, karena merupakan aset tak ternilai yang memiliki nilai sejarah dan budaya yang signifikan. Pertemuan tersebut menjadi ajang untuk bertukar pikiran, wawasan dan mendiskusikan solusi potensial untuk tantangan yang dihadapi dalam melestarikan dan mempromosikan pentingnya naskah kuno. Para peserta menekankan pentingnya merestorasi, menyebarluaskan, mensosialisasikan, dan menerbitkan naskah kuno untuk memastikan bahwa warisan budaya dan sejarah mereka dilestarikan untuk generasi mendatang. Kesimpulannya, Pertemuan Pelestarian Naskah Kuno adalah prakarsa terpuji yang menunjukkan komitmen banyak organisasi terhadap pelestarian dan promosi warisan budaya. Sangat penting untuk memastikan bahwa artefak sejarah dan budaya ini tidak hilang karena waktu dan kelalaian. Oleh karena itu, pertemuan semacam itu sangat penting untuk memastikan bahwa manuskrip kuno diperlakukan dengan hormat dan bernilai sebagaimana mestinya. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan DPK Kalimantan Timur telah mengambil langkah-langkah untuk menemukan, mengolah, merestorasi, dan memanfaatkan naskah kuno yang tersebar di Benua Etam. Namun, tantangan ke depan bagi DPK Kaltim adalah upaya alih bahasa naskah dan naskah kuno dengan standar teknologi terkini. Muhammad Syafranuddin, perwakilan dari DPK Kaltim, melaporkan bahwa mereka telah berhasil mengolah hampir 80 manuskrip kuno, yang berasal dari Samarinda, Kutai Kartanegara, Berau, dan Paser. Masih ada 965 naskah kuno yang dicari DPK Kaltim di Kaltim untuk diproses lebih lanjut. Berdasarkan hasil rapat baru-baru ini, DPK Kaltim akan mengajukan Surat Gubernur untuk memproses regulasi pelestarian naskah kuno. Kebijakan ini, jika diterapkan, diharapkan dapat menyatukan pemerintah provinsi, kota, dan kabupaten untuk berkolaborasi dan melestarikan naskah kuno di daerahnya masing-masing. Menurut Pasal 10 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, perpustakaan berkewajiban mengalihkan media naskah kuno milik masyarakat untuk dilestarikan dan dimanfaatkan. Sementara itu, menurut data yang dihimpun Badan Penitipan, Pelestarian, dan Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka, masih ada 465 naskah kuno yang belum teralihkan ke media dan masih tersebar di masyarakat. Apalagi, masih ada 500 manuskrip kuno di luar negeri, seperti di Belanda dan Inggris, yang belum bisa dikoleksi. Seiring berjalannya waktu, perubahan zaman menjadi ancaman bagi kelestarian warisan budaya. Mengabaikan pelestarian dapat menyebabkan hilangnya naskah kuno. Oleh karena itu, perburuan dan pengelolaan naskah kuno menjadi prioritas utama DPK Kaltim saat ini untuk menjaga warisan budaya tersebut. Kesimpulannya, kita semua harus sangat menghormati dan menghargai warisan budaya kita. Untuk menjaganya, kita harus rajin menjaganya, mulai dari melestarikan naskah-naskah kuno hingga mengenang asal-usul kita. Upaya yang terkoordinasi dari pemerintah dan masyarakat diperlukan untuk terus melestarikan warisan budaya bangsa. SalamAgent of Change! Postingan saya kali ini adalah terkait dengan tugas Bentang Sosial Budaya Masyarakat Jawa semester 1, dimana saya diminta oleh dosen mata kuliah ini untuk membuat sebuah artikel mengenai bagaimana pelestarian (uri-uri) kebudayaan yang ada di masyarakat khususnya kebudayaan suku bangsa Jawa di Indonesia.